Jumat, 25 Juni 2010

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR YUNANI


Keadaan alam (Geografis, Geologi dan Iklim)
Yunani sebuah Negara yang terletak di sebelah selatan benua eropa ini merupakan salah satu Negara yang pertama kali mengenal peradaban. Kebudayaan Yunani berkembang sebelum mencapai masa puncaknya, dimulai ribuan tahun SM dari Pulau Krete (Crete), sebuah pulau di tengah – timur Laut Mediterania. Pulau itu dikelilingi oleh pulau-pulau kecil, disebelah utara pada Laut Agean. Disebelah timur ada Pulau Siprus (Cyprus) dan pantai barat – utara dari Semenanjung Arab terdiri dari negara-negara Siria, Libanon dan Israel. Di seberang selatan dari Pulau Krete terdapat wilayah pantai utara dari Benua Afrika, bagian dari Mesir dan Libia. Dari pulau tidak besar ini budaya Yunani yang sering disebut juga budaya Agean menyebar ke Yunani daratan yang ada di sebelah utaranya dan ke wilayah-¬wilayah hampir semua pantai Laut Mediterania.

PETA AWAL PERADABAN KEBUDAYAAN YUNANI

Wilayah di mana budaya Agean berkembang mengandung bebatuan termasuk marmer di mana sangat berpengaruh dan menentukan perkembangan arsitektur, sebagai bahan bangunan utama. Marmer dan batu-batu terdapat melimpah di pegunungan Hymettus dan Pentilicus dekat Athena di. Yunani daratan.
Iklim di wilayah Yunani sejuk, kadang hangat dan pada musim dingin tidak terlalu dingin. Suasana semacam ini membuat budaya masyrakatnya menyenangi kegiatan di luar (tidak di bawah atap) juga pada musim dingin seperti misalnya, masyarakatnya membuat panggung terbuka yang sangat terkenal dengan amphytheatre-nya untuk melakukan hampir semua kegiatan seni, berbagai upacara masyarakat, termasuk yang ritual religious.

System Kepercayaan
Bangsa Yunani merupakan sebuh bangsa yang sangat terkenal akan kepercayaannya kepada para dewa. Untuk system kepercayaan bangsa Yunani pada jaman dulu,bangsa ini selalu menyembah kepada banyak dewa, atau dengan kata lain system kepercayaan bangsa Yunani pada jaman dulu menganut system kepercayaan polytaisme (pemujaan kepada banyak dewa). Hal inilah yang kemudian menyebabkan banyak dari peninggalan karya – karya arsitektur bangsa Yunani berupa bangunan – bangunan religius seperti kuil sebelum akhirnya muncul bangunan – bangunan publik lainnya yang dibangun pada tahun 400an SM.
Peninggalan kuil – kuil karya arsitektur bangsa Yunani antara lain :

1. Kuil Parthenon (447 -432 SM) di Akropolis (Acropolis)
Kuil dibangun pada masa Pericles persembahan kepada Parthenos. Kuil Parthenon dirancang oleh Ictinus dan Callicrates, pematungnya Pheidas.'' Denahnya segi empat 30. 9 x 69. 5 M2 dengan deretan 17 kolom pada sisi terpanjang, 8 pada sisi terpendek. Bagian utama kuil berdiri di atas crepidoma dengan tiga tangga, masing-masing tingginya 508 mm. Bagian utama kuil dibagi menjadi dua ruang bertolak belakang, oleh dinding melintang. Ruang di sebelah timur luasnya 19.2 x 29.8 M2. Untuk masuk ke dalam Naos di mana terdapat patung Athena Parthenons (salah satu karya terbaik dari Pheidas) di ujung barat, terdapat pintu disebut Hecatompedon. Naos dikelilingi balkon ber-bentuk U, berkolom Dorik. Plafon dari Naos dahulu terbuat dari kayu. Di sebelah barat bertolak belakang dengan Naos terdapat kamar Parthenon atau “kamar perawan” (virgin's chamber), dari mana nama kuil diambil. Pintu masuk disebut Opistodomus dengan pintu lebar dalam satu sumbu dengan pintu di timur. Baik Naos maupun virgin's chamber dikelilingi oleh dinding batu setebal 1.2M, dan di luar juga keliling terdapat gang terbuka (ambulatory) selebar 2.7 M di sisi, 3.3 M di depan dan belakang.
Kuil Parthenon (447 -432 SM) Acropolis, pandangan depan dan potongan melintang.

2. Kuil Theseion di Athena (449-444 SM)
Kuil ini pada jaman Yunani-Byzantine pernah dijadikan gereja . Denahnya seperti kebanyakan kuil pada jaman¬nya segi empat, 40 x 13.8 M2. Ruang utama segi empat panjang, dikelilingi oleh 13 deret kolom, pada sisi terpanjang, 6 pada sisi ter¬pendek. Kolom-kolom berdiri di atas cvepidoma yang hanya terdiri dari dua tangga. Ruarig pemujaan dikeliling oleh semacam gang atau portiko, dalam hal kuil-kuil Yunani di¬sebut ambulatory. Meskipun tidak terlalu besar dibanding kuil-kuil lainnya, namun hampir semua bagian konstruksi terbuat dari marmer. Dekorasi sangat indah antara lain terdapat pada pediment dan pada frize di sebelah barat berupa relief menggambarkan peperangan antara Centaurus dengan Lapithae.

Rekonstruksi denah, pandangan depan dan potongan melintang dari portiko (kanan), perspektif rekonstruksi (kiri atas), relief dan patung pada frize sisi barat (kiri tengah), foto saat ini ( kiri bawah).

3. Kuil Poseidon di Paestum (460 SM)
Pulau Krete, salah satu peninggalan arsitektur Yunani Order-Dorik yang hingga kini masih cukup baik keadaannya dibanding peninggal¬an-peninggalan lainnya. Denah segi empat panjang tidak berbeda dengan kedua kuil di¬bahas terdahulu, dalam hal ini lebih luas, crepidoma 61x26 M2. Diameter kolom 2.0 M tinggi 8.80 M, jadi perbandingannya adalah 1:4.4. Pada sisi terpanjang terdapat 14 deret dan terpendek 6 deret kolom. Ruang utama yang dikelilingi oleh ambulatory denahnya identik dengan Kuil Theseion di Athena, dibagi menjadi tiga yang terbesar di tengah paling luas.

Kuil Poseidon denah (bawah), pandangan depan dan potongan, melintang (tengah) dan potongan membujur (atas).

Kuil Poseidon, , Paestum (460 SM), reruntuhan bagian dalam (bawah) dan pandangan dari luar (atas).

4. Kuil Aphaia di Aegina (490 SM)
Kuil ini di¬bangun di sebuah pulau, sekitar 30 Km dari Athena, sekarang reruntuhannya hanya berupa beberapa deret kolom dan beberapa masih ada frieze-nya. Denahnya segi empat identik dengan kedua kuil yang telah dibahas sebelum ini, bagian tengah terdiri dari Naos paling panjang di tengah, Pranaos dan posticuin, di depan dan belakang. Bagian tengah ini juga dikelilingi ambulatory lateral, depan dan belakang Bedanya ketiga •ruang dihubungkan dengan pintu dan yang juga sedikit berbeda, bagian depan mempunyai ramp, seperti tangga namun permukaannya rata. Kuil ini tidak besar di¬banding kuil-kuil tersebut di atas, luas crepidoma 29 x 14 M. Kolom-kolom Order¬Dorik berderet memanjang sebanyak 12 dan lebar 6 buah. Tinggi kolom 5.3 M dan diamater terbesar (bagian bawah) dari kolom I M, jadi perbandingannya 1 : 5.3.

Kuil Aphaia di Aegina (490 SM). Rekonstruksi pediment barat, acroterion atas atau tengah dan acroterion bawah (atas), pandangan depan dan potongan melintang (tengah) dan denah.

Kuil Aphaia di Aegina (490 SM), pandangan reruntuhan (atas) dan perspektif mata burung rekonstruksi (bawah).

5. Kuil Zeus ( 510 – 409 )
Dibanding dengan beberapa arsitektur Order-Dorik dibahas di atas, Kuil Zeus Olympius, Agrigentum juga dalam Order¬Dorik (510-409 SM.), sedikit mempunyai per¬bedaan khususnya pada denah. Kuil Zeus ter¬masuk besar, berdenah segi empat luas 52.7x 110 M2, tidak mempunyai teras luar (portico) keliling, atau istilah dipakai dalam kuil ambulatory. Kolom dan dinding langsung ber¬diri pada sisi-sisi, depan dan belakang dari crepidoma Kolom-kolom keliling tersebut sangat besar dan gemuk, berdiameter 4 M dan tinggi 17 M, jadi perbandingannya 1 : 4 ¼ .
Kuil tidak mempunyai tangga yang pada umumnya mengeliling crepidoma. Berdasarkan rekonstruksi pintu masuk juga ber¬beda dengan kuil-kuil lainnya, kembar di kiri¬kanan. Naos juga berbeda dengan lainnya, tidak terbagi menjadi dua atau tiga, namun be¬rupa satu ruang panjang, seperti lorong. Kolom dari naos penampangnya segi empat, di atas kolom-kolom ini menumpu atlanlca, yaitu bagian dari kolom berupa patung manusia sedang menyangga.
Kuil Zeus Olympius, Agrigzntum (510-409 SM.). Penampang melintang (atas tengah) dan detail antlanta (atas kiri-kanan), pandangan depan (tengah) dan perbandingan memperlihatkan besarnya kuil ini dengan kuil Parthenon (tengah), denah (bawah).
Kuil Zeus Olympius, Agrigentum (510-409 SM), pandangan depan dari rekonstruksi.

System Pemerintahan
Bangunan Acropolis adalah perwujudan Era Periclean. Sebagai salah satu titik tertinggi sejarah Yunani yang berakhir pada tahun 431 SM dengan pecahnya Perang Peloponnesia, di mana Athena akhirnya kalah dalam bersaing dengan militer, Sparta. Benih-benih perubahan pada budaya Yunani mulai muncul pada abad keempat, dan awal abad kelima dengan adanya beberapa pergeseran yang terjadi dalam tubuh pemerintahan yang dipengaruhi oleh faktor politik. Di lain sisi, politik Yunani, Athena pada khususnya,selalu didasarkan pada partisipasi penuh dari seluruh warga, yang berperan dalam pemerintah tidak berubah dan pasif tetapi sangat aktif. Pada saat yang sama, sistem politik Yunani telah tergantung pada keseimbangan antara beberapa negara-kota mandiri, seperti Athena dan Sparta yang semakin kuat. Sistem ini berakhir pada abad keempat dengan munculnya Philip dari Makedonia dan penaklukan Yunani oleh anaknya, Alexander Agung, pada tahun 336.


Sumber :
Yulianto Sumalyo ( Arsitektur Klasik Eropa )

Selasa, 08 Juni 2010

BUKAAN RUANG

Ruang merupakan sebuah daerah atau tempat di mana semua aktivitas yang dilakukan oleh mahkluk hidup terjadi di dalamnya. Khususnya untuk manusia, keberadaan sebuah bangunan yang bisa dijadikan sebagai sebuah ruang gerak memang sangat diperlukan hal ini bertujuan untuk melindungi manusia dari berbagai ancaman yang ada di lingkungan sekitarnya. Selain berfungsi sebagai tempat berlindung, ruang yang yang ditempati oleh manusia juga harus memenuhi beberapa kriteria salah satunya adalah adanya bukaan – bukaan yang mempunyai fungsi untuk memberikan suatu suasana yang terbuka atau dalam hal ini mengurangi perasaan terjepit yang dialami oleh manusia pada saat berada di dalam sebuah ruang tertutup, memberikan kemudahan dalam pencapaian, serta memberikan kontinuitas visual dengan ruang atau lingkungan yang ada di sekitarnya.

Untuk memenuhi semuah kebutuhan akan bukaan – bukaan tersebut, maka bangunan dilengkapi dengan pintu dan jendela. Keberadaan pintu dalam sebuah ruang tentunya sangat dibutuhkan. Pintu – pintu yang berada dalam sebuah ruang berfungsi sebagai penentu arah gerak dalam sebuah ruang, memberikan kemudahan pencapaian untuk menemukan ruang – ruang yang ada di dalam sebuah bangunan seperti yang telah dijelaskan di atas, serta memberikan jalan masuk ke sebuah ruang.



Sedangkan jendela yang terdapat pada sebuah ruang merupakan sarana untuk membangun hubungan visual dengan ruang – ruang yang ada di sekitarnya serta menciptakan sebuah ventilasi alami di dalam ruangan.



Bukaan – bukaan ruang yang terdapat dalam sebuah bangunan juga biasanya berfungsi sebagai penentu arah orientasi bangunan terhadap keadaan alam dan lingkungan. Selain itu seperti yang telah dijelaskan di atas, bukaan – bukaan pada sebuah ruang juga berfungsi untuk membangun sebuah hubungan yang kontinuitas antara ruang yang ditempati dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Untuk memenuhi semuanya itu, maka diperlukan bukaan yang cukup untuk menciptakan hubungan yang langsung antara ruang dalam dengan lingkungan.


PENGERTIAN RUANG

Pengertian ruang atau space berasal dari bahasa Latin spatium yang berarti ruangan atau luas (extent) sedangkan ruang dalam bahasa Yunani yaitu tempat (topos) atau lokasi (choros) dimana ruang memiliki ekspresi kualitas tiga dimensional. Kata oikos dalam bahasa Yunani yang berarti pejal, massa dan volume, dekat dengan pengertian ruang dalam arsitektur, pengertian ini sama halnya dengan kata oikos yang berarti ruangan (room).
Dalam pemikiran Barat, Aristoteles mengatakan bahwa ruang adalah suatu yang terukur dan terlihat, dibatasi oleh kejelasan fisik, enclosure yang terlihat sehingga dapat dipahami keberadaanya dengan jelas dan mudah. Sedangkan dalam pemikiran timur, menurut Lao Tzu, "yang tidak nyata justru menjadi hakekatnya, dan dinyatakan dalam bentuk materi". Sebuah ruang tidak memerlukan pembatas yang jelas/tegas, tetapi lebih mengandalkan perasaan. Ruang bisa terbentuk lewat berbagai macam cara seperti perbedaan ketinggian, perbedaan warna dan bahan, lighting, dll.


Ruang dalam pengertian barat


Ruang dalam pengertian timur

Sebagai bentuk tiga dimensi, ruang sangat terkait dengan volume. Seacara konsep, sebuah volume mempunyai tiga dimensi yaitu panjang, lebar dan tinggi. Sebagai sebuah ruang, tentu volumenya dapat dianalisis dan dipahami. Ruang sendiri merupakan suatu daerah/ space yang dibentuk oleh tiga unsur yaitu titik, garis dan bidang. Titik atau yang sering kita sebut sebagai bagian paling ujung dari sebuah objek merupakan daerah pertemuan bagi beberapa bidang, sedangkan garis atau sisi merupakan daerah perpotongan antara dua buah bidang yang kemudian membentuk sebuah ruang serta bidang atau permukaan sebagai objek yang membentuk volume dari sebuah ruang atau memberikan batas – batas terhadap volume sebuah ruang.



Ruang sebagai sebuah bentuk tiga dimensi mempunyai dua jenis ruang antara lain:
1. Ruang kosong ( void )
2. Ruang isi ( solid )


Ruang Void


Ruang Solid

Ruang kosong (void) merupakan sebuah ruang yang hanya dibatasi oleh bidang – bidang pembentuk ruang itu sendiri. Sedangkan ruang isi (solid) merupakan ruang yang mempunyai masa.

PENGERTIAN RUANG

Pengertian ruang atau space berasal dari bahasa Latin spatium yang berarti ruangan atau luas (extent) sedangkan ruang dalam bahasa Yunani yaitu tempat (topos) atau lokasi (choros) dimana ruang memiliki ekspresi kualitas tiga dimensional. Kata oikos dalam bahasa Yunani yang berarti pejal, massa dan volume, dekat dengan pengertian ruang dalam arsitektur, pengertian ini sama halnya dengan kata oikos yang berarti ruangan (room).

Dalam pemikiran Barat, Aristoteles mengatakan bahwa ruang adalah suatu yang terukur dan terlihat, dibatasi oleh kejelasan fisik, enclosure yang terlihat sehingga dapat dipahami keberadaanya dengan jelas dan mudah. Sedangkan dalam pemikiran timur, menurut Lao Tzu, "yang tidak nyata justru menjadi hakekatnya, dan dinyatakan dalam bentuk materi". Sebuah ruang tidak memerlukan pembatas yang jelas/tegas, tetapi lebih mengandalkan perasaan. Ruang bisa terbentuk lewat berbagai macam cara seperti perbedaan ketinggian, perbedaan warna dan bahan, lighting, dll.

Ruang dalam pengertian barat Ruang dalam pengertian timur

Sebagai bentuk tiga dimensi, ruang sangat terkait dengan volume. Seacara konsep, sebuah volume mempunyai tiga dimensi yaitu panjang, lebar dan tinggi. Sebagai sebuah ruang, tentu volumenya dapat dianalisis dan dipahami. Ruang sendiri merupakan suatu daerah/ space yang dibentuk oleh tiga unsur yaitu titik, garis dan bidang. Titik atau yang sering kita sebut sebagai bagian paling ujung dari sebuah objek merupakan daerah pertemuan bagi beberapa bidang, sedangkan garis atau sisi merupakan daerah perpotongan antara dua buah bidang yang kemudian membentuk sebuah ruang serta bidang atau permukaan sebagai objek yang membentuk volume dari sebuah ruang atau memberikan batas – batas terhadap volume sebuah ruang.

Ruang sebagai sebuah bentuk tiga dimensi mempunyai dua jenis ruang antara lain:

1. Ruang kosong ( void )

2. Ruang isi ( solid )

Ruang Void Ruang Solid

Ruang kosong (void) merupakan sebuah ruang yang hanya dibatasi oleh bidang – bidang pembentuk ruang itu sendiri. Sedangkan ruang isi (solid) merupakan ruang yang mempunyai masa.


PENGERTIAN RUANG