KRITIK ARSITEKTUR DENGAN METODE TIPIKAL
(NORMATIF) PADA BANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN DEPOK TOWN SQUARE
Depok Town Square atau yang lebih
dikenal dengan sebutan DETOS, merupakan salah satu dari sekian pusat
perbelajaan yang terdapat di daerah Depok – Jawa Barat. DETOS sendiri lebih
dikenal karena letaknya yang strategis di jalan utama Margonda Raya – Depok.
Sekilas mengenai DETOS, bagunan ini mulai beroperasi pada tahun 2005 dengan
fungsi utama sebagai pusat perbelanjaan. Detos
berdiri di area seluas 160.000 m² dengan total areal lahan seluas 24.000 m²
menawarkan lebih dari 2.300 unit kios yang terdiri dari exterior shop, speciality
shop, open shop, kafe/restoran dan food court.
Secara visual, DETOS merupakan sebuah
karya arsitektur yang cukup menarik jika dilihat dari permainan bentuk bangunan
yang seolah menggabungkan beberapa bentuk geometri yang berbeda sehingga
berhasil menampilkan sebuah bentuk dinamis yang sebagian diantaranya bisa
dikatakan cukup ekstrim.
Dari sisi social, sebagai sebuah kawasan
pusat perbelanjaan, semua hal yang dilakukan untuk menarik minat masyarakat
memang terlihat wajar terutama dari bentuk fasad, dimana fasad merupakan bagian
utama yang mampu menciptakan rasa kekaguman dan keingin tauhan masyarakat akan
sebuah karya arsitektur.
Namun lain halnya jika bentuk bangunan
ini dilihat dari sisi arsitekur. Bangunan utama yang terbentuk dari sebuah
bentuk geometri yang sederhana seperti kubus bertujuan untuk mempermudah pengaturan
ruang – ruang interior.
Beberapa hal yang ditampilkan pada
bangunan ini terasa terlalu berlebihan dan tidak memiliki fungsi yang jelas (FORM FOLOW FUNCTION) dan hanya dijadikan
sebagai suatu tipuan visual belaka. Terutama pada bagian fasad yang dengan
sengaja dibuat untuk menciptakan kesan menarik pada bangunan dengan menampilkan
permainan bentuk – bentuk seperti kubus, silinder, segitiga dan bentuk – bentuk
lain yang disusun dengan permainan peletakan yang maju mundur namun sekali lagi
penggunaan metode ini dianggap mengesampingkan sebuah kemurnian desain dari
bangunan (LESS IS MORE).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar